#Series — Kurva-Kurva Kehidupan (1) |Kurva J|

Rini Siti Fatonah
4 min readFeb 17, 2022

--

Berawal dari saran revisian skripsi (waktu masih tahap bikin proposal) bab 1 dari pembimbing (thanks to my supervisor) untuk menambahkan bahasan terkait kurva J dan pada akhirnya masuk salah satu rumusan masalah di skripsi. Tujuan nulis ini adalah supaya tidak lupa dengan yang sudah pernah dipelajari dan pernah ditulis+dibahas dalam penelitian tugas akhir (skripsi). Seberapa relate dengan kehidupan kah kurva ini? Sisi apanya sih yang relate sampai dinamakan kurva kehidupan? Quotes kehidupannya ada di bagian akhir.

Mata uang negara Amerika Serikat yaitu dolar (USD) yang biasa diberi simbol ‘$’ menjadi mata uang acuan dalam nilai tukar dunia termasuk di Indonesia. Alasan USD menjadi acuan nilai tukar dunia dapat dibaca di sini. Nilai tukar sangat penting dan utamanya sering digunakan dalam kegiatan jual-beli antar negara (perdagangan internasional). Karena hubungan antara nilai tukar dengan perdagangan internasional ini sangat erat, terdapat kondisi hubungan antara keduanya yang digambarkan dengan Kurva J.

Dikutip dari situs Investopedia, kurva J adalah garis tren yang menunjukkan penurunan tajam di awal yang kemudian diikuti dengan kenaikan dramatis yang signifikan ke tingkat yang melebihi titik awal, pola aktivitas ini akan mengikuti bentuk huruf besar “J”. Dalam ilmu ekonomi, sering digunakan untuk mengamati efek pelemahan mata uang pada neraca perdagangan.

Jadi, kurva J ini merepresentasikan hubungan antara nilai tukar dengan neraca perdagangan (trade balance / balance of trade). Neraca perdagangan adalah selisih antara impor dengan ekspor dimana nilainya dicari dengan rumus ekspor (X) — Impor (M) yang artinya neraca perdagangan adalah nilai dari net ekspor (NX atau X-M). Terdapat dua kondisi pada nilai neraca perdagangan:

  1. Surplus, terjadi saat nilai ekspor lebih besar dari nilai impor.
  2. Defisit, terjadi saat nilai impor lebih besar dari nilai ekspor.

Sedangkan pengertian nilai tukar atau biasa disebut kurs (exchange rate) merupakan harga mata uang suatu negara diukur dengan mata uang negara lain. Umumnya, semua negara di dunia memiliki mata uangnya sendiri seperti negara Amerika Serikat yang merupakan kiblat nilai tukar negara-negara di dunia dengan mata uang bernama dolar (US Dollar / USD), Uni Eropa memiliki euro, Jerman ada mark, China ada yuan, Malaysia ada ringgit, dan negara kita tercinta Indonesia memiliki rupiah. Ada dua kondisi nilai tukar:

  1. Apresiasi dan Revaluasi, penguatan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain.
  2. Depresiasi dan Devaluasi, pelemahan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain.

Apresiasi dan depresiasi disebabkan oleh mekanisme pasar seperti aktivitas permintaan dan penawaran mata uang yang dijadikan perbandingan di dalam pasar valuta asing (valas). Pasar valas merupakan tempat dimana perdagangan mata uang dan tabungan bank dalam mata uang asing tertentu terjadi.

Sedangkan revaluasi dan devaluasi terjadi akibat kesengajaan pemerintah yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah dengan sengaja mengintervensi nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain melalui berbagai kebijakannya.

Kalau kalian mengira si kurva J ini bentuknya adalah huruf J, SELAMAAATTT kalian BENAR 100%. Memang sesuai namanya ya, bentuk dari kurva J ini berbentuk huruf J. Seperti ini bentuknya:

Sumber: cerdasco.com

Alur sederhananya, analogikan nilai tukar (kurs) mata uang IDR (rupiah) terhadap USD (dolar). Ketika di Indonesia terjadi depresiasi/devaluasi nilai tukar rupiah terhadap USD yang artinya rupiah melemah dan dolar menguat seperti yang terjadi saat menuju awal pandemi dimana berdasarkan data dari Bank Indonesia pada akhir februari 2020 lalu kurs rupiah terhadap USD berada di kisaran Rp 14.234/1US$ kemudian terjadi depresiasi (bukan devaluasi karena pelemahan nilai mata uang terjadi akibat mekanisme pasar) pada bulan berikutnya yaitu bulan maret kurs rupiah terhadap USD berada di kisaran Rp 16.367/1US$, rupiah melemah sebesar Rp 2.133 yang artinya untuk menukar 1 USD dengan rupiah menjadi lebih mahal. Akibat yang ditimbulkan dari pelemahan nilai tukar tersebut dapat diilustrasikan dalam proses pembentukan kurva J sebagai berikut:

Mekanisme Proses Terbentuknya Kurva J

Segera setelah mata uang suatu negara terdepresiasi atau didevaluasi, harga barang impor menjadi lebih mahal sedangkan harga barang ekspor menjadi lebih murah. Kondisi tersebut menciptakan defisit perdagangan di awal yang juga akan mengakibatkan penurunan daya beli konsumen terhadap barang-barang impor sehingga volume impor menurun. Pada saat yang bersamaan penjualan barang ekspor menjadi meningkat karena harganya yang relatif murah. Konsumen di dalam negeri mulai lebih banyak membeli barang produksi lokal karena harganya relatif terjangkau dibandingkan barang impor. Seiring berjalannya waktu, neraca perdagangan akan surplus dikarenakan impor menurun dan ekspor meningkat bahkan melebihi waktu pra-depresiasi atau pra-devaluasi. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa depresiasi mata uang memperbaiki neraca perdagangan dalam jangka panjang dan memburuk saat jangka pendek.

Pesan kehidupan yang terdapat pada Kurva J ini adalah berupa representasi visual dari fakta sederhana bahwa:

“terkadang segala sesuatunya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik”.

#naiisss….

Kritik dan saran:

Email: sfrini16@gmail.com , Linkedin

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Rini Siti Fatonah
Rini Siti Fatonah

Written by Rini Siti Fatonah

0 Followers

Passionate in Economics and interested about Finance, Tax, Data Visualization

No responses yet

Write a response